Manusia diartikan dalam
antropologi kebudayaan adalah mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok,
dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama
oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Jadi kebudayaan itu tercipta oleh
ide pikiran dari sekelompok manusia itu sendiri. Yang membuat kelompok tersebut
memiliki suatu ciri khas, keunikan, untuk menamakan kelompok mereka dan memberitahukan
bahwa itulah kebudayaan mereka. Selain itu kebudayaan dapat menjadi suatu
aturan yang terikat dalam kehidupan keseharian mereka, yang menjadi kebiasaan
mereka. Namun kebudayaan tersebut seperti menimbulkan kesan yang terlalu
mengikat dan kurang fleksibel jika dibandingkan dengan jaman sekarang. Seperti contohnya
aturan kebudayaan pada suku baduy, terlebih orang Kanekes Dalam. Cara hidup
mereka menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara
hidup mereka yang tradisional. Jika salah satu dari mereka ada yang tidak
mematuhi aturan yang telah dibuat dan dipatuhi oleh sekelompok tersebut, orang
itu akan dikeluarkan dari suku kanekes dalam dan menjadi suku kanekes luar,
dimana orang – orang dari suku ini sudah mengenal adanya teknologi modern.
Hal tersebut juga kurang baik apabila
dilihat dari jaman sekarang yang sudah serba modern, orang – orang lebih
menghargai hal – hal yang bersifat baru dan dapat memudahkan mereka dalam beraktivitas
seperti munculnya tekhnologi – tekhnologi modern yang semakin canggih. Adanya sepeda
motor yang dapat digunakan untuk berpergian pada jarak yang cukup jauh, tidak
perlu jalan kaki lagi, selain mempercepat waktu juga tidak menguras tenaga. Handphone
yang dapat memudahkan untuk saling berkomunikasi, dapat menjalin silaturrahmi walaupun
pada jarak jauh sekalipun. Gadget yang semakin canggih untuk mendapatkan
informasi sekaligus pengetahuan secara luas dari berbagai daerah. Sebenarnya hal
– hal tersebut juga termasuk kebudayaan, kebudayaan yang berkembang, kebudayaan
modern, kebudayaan era globalisasi. Namun jangan disalah artikan jika semua
yang berbau hal – hal baru dan modern harus selalu dikembangkan. Kembangkan yang
positifnya saja, jangan mengikuti yang negatif. Seperti misalnya, penggunaan
mobil yang berlebihan, asap mobilnya dapat memperburuk keadaan udara, kita dapat
mengatasinya dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda seperti kehidupan
jaman dahulu. Nilai – nilai kebudayaan tradisional juga kita harus di
pertahankan dan kita lestarikan.
Pada intinya kita ingin mengikuti
alur kehidupan yang modern tanpa harus meninggalkan kebudayaan tradisional. Kita
dapat melestarikan kebudayaan tradisional yang indah dan berseni yang masih dapat dipertahankan dan dapat berjalan secara berdampingan dengan era globalisasi
ini, seperti tari tradisional dengan keindahannya dapat menghibur masyarakat, alat musik tradisional, cara berbahasa yang
baik, dan sebagainya. Dan sekarang banyak kebudayaan tradisional Indonesia yang
sudah dikenal diberbagai negara. Dengan begitu negara kita dapat lebih dikenali
dengan keunikan dan ke-khas-an dalam budayanya.
Sources:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar