Sabtu, 21 November 2015

Digital Cinema

A.   Pengertian Digital Cinema

Sinema digital adalah penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak, sebuah sistem yang lengkap dimana meliputi seluruh rantai produksi film dari akuisisi yang berhubungan dengan kamera digital. Sebuah film dapat didistribusikan lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit serta ditayangkan menggunakan proyektor digital alih-alih proyektor film konvensional. Seorang sutradara film, George Lucas, mengatakan bahwa film yang berkembang pada abad ke 19 adalah hasil perkembangan fotografi yang menggunakan pita seluloid yang befungsi untuk menangkap dan merekam gambar.

Bila dilihat sinema digital hanya berbeda dengan sinema konvensional , disini dilihat juga dalam hal visualisasi dan suara . Visualisasi sinema digital berbentuk garis-garis sementara untuk sinema konvensional yang menggunakan media pita seluloid , memiliki struktur visualisasi berupa titik-titik . Untuk kualitas suara , sinema digital hanya dapat memberi kualitas suara stereo . Sementara sinema konvensional , memiliki kualitas suara dolby surround .

Contohnya yaitu Film. Digital cinema mengacu pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan proyek film. Sebuah film bisa didistribusikan melalui hard drive, optical disk (seperti DVD) atau satelit dan diproyeksikan menggunakan proyektor digital bukan proyektor film konvensional. bioskop digital adalah berbeda dari televisi definisi tinggi dan, khususnya, tidak tergantung pada menggunakan standar televisi atau HDTV, rasio aspek, atau tingkat frame. proyektor digital mampu resolusi 2K mulai menggunakan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006, laju pertumbuhan ekonomi telah mempercepat (2K mengacu pada gambar dengan resolusi 2.048 piksel horizontal).



B.   Cara Pendistribusian

Untuk pendistribusian sebuah film, idealnya produser/rumah produksi mengirim materi ke server bioskop pada waktu dan tempat yang ditentukan lewat jaringan satelit. Namun sayangnya, karena keterbatasan infrastruktur, sampai sekarang materi film dikirim secara fisik dalam bentuk hard disk portable ke bioskop tujuan dan kemudian datanya ditransfer ke server bioskop.
Materi film itu baru bisa ditayangkan bila dimasukkan nomor seri khusus ke dalam sistem proteksi isi, pengacakan, dan penandaan khusus yang menempel pada materi film digital itu. Teknologi sistem proteksi isi ini disebut Key Delivery Message (KDM). Dengan KDM, materi film digital hanya bisa dibuka dengan nomor seri khusus pada waktu dan di tempat yang sudah ditentukan. Apabila terjadi pembajakan di bioskop, dengan alat khusus dapat dibaca watermark digital di kopi bajakan sehingga dapat dilacak di bioskop mana dan kapan pembajakan terjadi.

C.    Cara Pembuatan 

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan film yaitu: Kamera, Proyektor, dan Sound System.
Pada Kamera, tahun 2007, medium pengalihan paling umum bagi fitur yang ditayangkan secara digital adalah pita film 35 mm yang dipindai dan diproses pada resolusi 2K (2048×1080) atau 4K (4096×2160) lewat penengah digital . Kebanyakan fitur digital saat ini sudah bisa merekam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta , Panavision Genesis atau Thomson Viper . Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K . Penggunaan proyeksi 2K pada sinema digital telah mencapai lebih dari 98 persen . Baru-baru ini perusahaan Dalsa Corporations Origin mengembangkan kamera yang dapat merekam dengan resolusi 4K RAW . Selain itu, ada jenis kamera lain yang dapat merekam dengan resolusi 5K RAW seperti RED EPIC. Ada juga kamera yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW . jika dilihat semakin jaman akan semakin lebih banyak lagi kamera yang mempunyai resolusi lebih besar dan lebih canggih dalam pembuatannya dan untuk kebutuhan sinema digital .
Selanjutnya pada tahap proyektor. Untuk menayangkan sinema digital , diperlukan proyektor yang berbeda dengan proyektor untuk menayangkan sinema konvensional .
Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan sinema digital :
·         Proyektor DLP
Proyektor DLP memiliki resolusi 1280×1024 atau setara dengan 1.3 megapiksel . Proyektor DLP dikembangkan oleh perusahaan Texas Instrument. Ada tiga pabrik yang telah memiliki lisensi untuk memproduksi teknologi sinema DLP yaitu Christie Digital Systems, Barco, dan NEC . Christie yang telah lama berdiri sebagai pabrik teknologi proyektor sinema konvensional, adalah pembuat proyektor CP2000 --bentuk dasar proyektor yang paling banyak tersebar secara global (total kira-kira 5,500 unit). Barco meluncurkan seri DLP dengan resolusi 2K yang masih kalah dengan proyektor sinema digital DCI. Barco juga merancang dan mengembangkan produk proyektor dengan tingkat visualisasi berbeda bagi pembuat film profesional. NEC memproduksi Starus NC2500S, NC1500C dan NC800C proyektor 2K bagi layar kecil, medium dan besar. NEC juga memproduksi sistem penyedia sinema digital Starus dan alat-alat lain untuk menghubungkan dengan computer, tape analog atau digital, penerima satelit, DVD dan lain-lain.

Disini dapat dijelaskan bahwa NEC adalah pendatang baru dalam industri proyektor sinema digital , Christie adalah pemain utama dalam pasar Amerika Serikat. Sedangkan Barco memimpin pasar Eropa dan Asia.
·         Proyektor DCI
Proyektor DCI memiliki dua jenis spesifikasi, yaitu 2K (2048×1080) atau setara 2.2 MP pada 24 atau 48 bingkai dan 4K (4096×2160) atau setara dengan 8.85 MP pada 24 bingkai per detik .
Teknologi penayangan sinema digital lainnya dibuat oleh perusahaan Sony dan diberi label teknologi "SXRD" . Proyektor-proyektor SXRD seperti SRXR210 dan SRXR220 , menawarkan resolusi 4096x2160 (4K) dan memiliki piksel empat kali lebih banyak dari pada proyektor 2K . Proyektor sinema digital Sony juga memiliki harga yang kompetitif dengan proyektor DLP 2 K yang memiliki resolusi lebih rendah (2048x1080 atau setara dengan 2.2 megapiksel) .
Dengan sound system terintegrasi dengan otomatisasi yang ada dan sistem suara , memberikan kualitas gambar dan suara yang luar biasa menakjubkan . Dan Dolby Digital Cinema memenuhi spesifikasi kunci DCI sambil memberikan operasi sederhana , kehandalan yang luar biasa , dan tingkat keamanan tertinggi dalam bisnis . Sistem ini server digital pertama untuk mencapai Federal Information Processing Standards (FIPS) Tingkat 3 sertifikasi , memastikan tingkat tertinggi perlindungan anti pembajakan sebagaimana ditentukan oleh DCI .

D.      Apa itu TV Straming?

TV streaming adalah suatu layanan acara televisi yang ditayangkan melalui halaman web.
TV streaming bisa disebut juga sebagai TV internet dengan menggunakan teknik streaming, yaitu cara penayangan langsung sebuah data multimedia dari server penyedia layanan ke komputer pribadi kita. Semakin cepat koneksi internet yang kita gunakan, maka TV streaming akan semakin cepat dan lancar.
TV streaming adalah tayangan video yang berkonsep, selalu diperbarui terus menerus (update), tidak statis, mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di dunia, dan dapat diakses oleh publik secara bebas. Untuk bisa terakses dengan TV streaming pada komputer pribadi, gunakan koneksi internet broadband berlangganan. TV streaming juga disebut television on the desktop, televison over IP, atau television protokol internet.
TV streaming menjadi salah satu alternatif lain masyarakat menonton siaran TV secara online. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi internet dan komunikasi, masyarakat dapat menonton televisi di komputer dengan mudah tanpa haris memnonton dengan pesawat televisi.

http://www.anneahira.com/tv-streaming-indonesia.htm

Television Digital dengan Television Analog

A.   Perbedaan Television Digital dengan Television Analog

Sebelum kita masuk ke tahap perbedaan antara television digital dengan televison analog, sebaiknya kita mengetahui pengertian dari television digital dan televison analog itu sendiri, apa sih yang dimaksud dengan television digital dan televison analog?
·       
  Pengertian Television Digital
Television atau Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital (proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Sistem digital sebagai basis datanya (bit)) dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
·         Pengertian Television Analog
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.
·         Berikut adalah Perbedaan Televisi Digital dengan Analog:

1.       Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar.
Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang akan ditimbulkan akan melemah dan penerimaan gambar dari stasiun menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, kebalikan dari analog. Siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.

2.       Sistem pemrosesan sinyalnya.
Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.

3.       Sinyal
Sinyal pada TV digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.

4.       Pada sistem transmisi pancarannya.
Masih banyak TV di Indonesia yang menggunakan sistim analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, sedangkan pada sistim digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.

5.       Pesawat TV (Antena).
Dalam penggunaan TV digital diperlukannya pesawat TV baru yang harganya cukup mahal. Sedangkan untuk TV analog harga pesawat TV nya tergolong lebih murah.

6.       Signal Lemah.
Jika TV analog signalnya lemah (semisal problem pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti kalau kita menonton VCD yang rusak.



B.   Cara Produksi
·       
            Televisi Analog
 Televisi analog mengkodekan informasi yang diterima dengan cara memvariasikan frekuensi dari sinyal. Penyiaran televisi analog menggunakan frekuensi radio VHF / UHF. Dalam penyiaran televisi analog, semakin jauh antenna televisi analog dari stasiun pemacar televisi, maka akan semakin lemah sinyal yang diterima sehingga gambar yang diterima pun akan semakin buruk atau berbayang.


·         Televisi Digital
Penyiaran televisi digital juga menggunakan frekuensi radio VHF / UHF, namun format kontennya berupa digital. televisi digital yang dapat menyampaikan gambar dan suara dengan jernih sampai pada titik di mana sinyal tidak dapat diterima lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyiaran televisi digital hanya mengenal dua macam status, yaitu terima (1) atau tidak (0). Artinya, jika perangkat penerima siaran digital dapat menangkap sianyal, maka informasi gambar dan suara akan diterima dengan kualitas yang baik. Namun jika sinyal tidak dapat ditangkap oleh perangkat penerima siaran digital, maka gambar dan suara tidak akan muncul.

Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.

TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video.

C.    Cara Pemakaian TV Digital ke Customer

         Bagi para pengguna televisi konvensional (televisi yang menerima siaran televisi analog), diperlukan alat yang dinamakan set-top-box (STB). STB ini merupakan perangkat eksternal yang akan menangkap siaran televisi digital dengan cara menerima siaran televisi digital tersebut, kemudian mengkonversi dan mengkompresi sinyal digital tersebut sehingga dapat diterima oleh pesawat televisi konvensional. STB harus memiliki standard yang sama dengan sistem pemancar (transmitter), yaitu DVB-T2. Standard ini diadopsi oleh Indonesia sejak tahun 2012, menggantikan standard sebelumnya yaitu DVB-T yang digunakan sejak tahun 2007. DVB-T ini sebelumnya merupakan standard penyiatan televisi digital terrestrial yang tidak berbayar atau free to air. Dengan adanya perangkat STB ini, maka para pemilik televisi konvensional tidak perlu membeli perangkat televisi baru. STB ini kini disediakan oleh para perusahaan yang memfasilitasi layanan siaran televisi digital, seperti telkomvision, indovision, dan masih banyak lagi.
        Akan tetapi dalam proses pembangunan jaringan infrastruktus televisi digital, memang dibutuhkan biaya yang besar. Penyedia layanan multipleksing televisi digital harus membangun infrastruktur di berbagai wilayah dalam zona layanannya. Pembangunan ini harus sesuai dengan komitmen penyedia layananmultipleksing tersebut pada saat seleksi penyelenggaraan multipleksing. Nantinya, penyedia layanan multipleksing ini dapat menyewakan sebagian kapasitas yang ia miliki kepada perusahaan penyiaran yang menyediakan program siaran televisi digital. Jadi, infrastruktur baru seperti antenna, tower, pemancar, dan lain-lain tidak perlu dibangun atau dibangun lagi oleh stasiun televisi penyedia program siaran, karena mereka cukup menyewa slot siaran sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh penyedia multipleksingsehingga program siaran mereka dapat disiarkan kepada masyarakat di wilayah tertentu.