Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan
kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi
orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan
secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan
berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau
kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara
emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana
saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat
kerja, rumah tangga, dan lingkungan. (by : http://id.wikipedia.org/wiki/Penindasan
)
Contoh
kasus sebagai berikut :
Kasus Bullying SMA 82
Jakarta
Ade Fauzan, siswa kelas
I yang menjadi korban kekerasan dari siswa kelas III SMA 82 Jakarta. Ade saat
itu sampai dirawat di RS Pusat Pertamina (RSPP), Jl Kiai Maja, Jakarta Selatan.
Saat ditemui di RSPP,
Jumat (6/11/2009), Ade menceritakan, kejadian itu bermula pada Selasa
(3/11/2009) pagi. Saat itu Ade hendak mengambil buku Geografinya yang
tertinggal di ruang kelas III.
Sudah menjadi rahasia
umum di SMU tersebut, siswa kelas I dan II tidak dapat melalui sebuah koridor.
Hanya siswa kelas III yang dapat melaluinya. Koridor Gaza sebutannya.
Ade pun langsung
ditonjok wajahnya. "Saya tidak ingat siapa yang nonjok, tahunya anak-anak
kelas III," kata Ade.
Kekerasan pada Ade belum
berakhir. Saat jam sekolah berakhir,...... (by: http://forum.detik.com/ini-dia-5-kasus-bullying-sma-di-jakarta-t476916.html?query-string)
Kasus bullying atau penindasan ini sudah marak adanya di Indonesia.
Kasus ini lebih banyak terjadi di lingkungan sekolah, lebih tepatnya terjadi di
Sekolah Menengah Atas. Munculnya penindasan ini didasari dengan aturan tidak
tertulis yang dibuat oleh pihak senior, yang harus di taati oleh junior
juniornya. Pihak senior merasa seperti daerah sekolah adalah kekuasaan mereka, sehingga
mereka dapat berbuat melakukan apa pun, seolah - olah guru dan pihak sekolah lainnya adalah
orang yang ‘hanya’ berkewajiban memberikan mata pelajaran di kelas, tidak
memiliki urusan di luar kelas.
Masalah ini terjadi didasari karena akhlak
perilaku dari siswa yang sangat kurang baik. Perbaikan masalah ini agar tidak
terulang kembali yaitu dengan cara memberikan motivasi dan pendidikan akhlak
kepribadian dengan pengawasan langsung oleh orang dewasa. Jadi pihak sekolah
dan keluarga harus turun tangan dalam memperbaiki kepribadian yang lebih baik
untuk anak – anaknya. Orang – orang yang suka menindas orang lain sebenarnya sedang merasakan
penderitaan dalam hidupnya, namun orang tersebut tidak mengerti bagaimana cara
menyelesaikan penderitaannya tersebut, sehingga dia menuangkan rasa
kekecewaannya terhadap orang lain dengan cara penindasan. Rasa kasih sayang
yang tulus adalah kunci dari diri manusia untuk tidak melakukan penindasan
terhadap orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar